Terombang ambing mengikuti ombak
Kapal laut di trotoar jalan
Kesepian menunggu penumpang
Ada orang nyangkut diatap rumah
Motor dan mobilnya nyangsang di pohon
Doa sedih lagu sedih puisi sedih
Menghiasi televisi koran dan hari hari kami
Warnanya biru lebam kehitam hitaman
Baunya busuk merogoh sukma siapa saja
Sumbangan dan sukarelawan menumpuk
Kepanikan bertumpuk tumpuk
Balok balok kayu berceceran di jalanan
Sehabis menghantam siapapun
Ribuan bayi anak anak dan orang dewasa mati
Dan menjadi pengungsi di kota mati
Butuh waktu tahunan untuk menghidupi
Tapi ini semua kenyataan yang harus kita hadapi
Harapan tidak boleh mati
Walau masjid dipenuhi sampah dan orang mati
Oh negeriku sayang bangkit kembali
Jangan berkecil hati bangkit kembali
Oh yang ditinggalkan tabahlah sayang
Ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang
Kepiting kecil di atas kasur
Terombang ambing mengikuti ombak
Kapal laut di trotoar jalan
Kesepian menunggu penumpang
Oh negeriku sayang bangkit kembali
Jangan berkecil hati bangkit kembali
Kau yang ditinggalkan tabahlah sayang
Ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang
Kepiting kecil di atas kasur
Terombang ambing mengikuti ombak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar